Senin, 18 April 2011

Contoh Kasus (Bab 1 & Bab 2)

CONTOH KASUS ( BAB 1 & BAB 2 )

1. KONSEP DASAR EKONMI MONETER.

Kasus 1

A. Institusi Amal

Artikel ini dipublish pada 6 June 2010 at 08:21 oleh Choir

Amal dalam Islam memiliki makna yang luas. Zakat adalah salah satu bentuk amal. Zakat sebagai amal adalah kewajiban untuk mengambil harta tertentu untuk tujuan tertentu pula dengan mempertemukan tanggung jawab sosial sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an (Bab 2, ayat 177). Salah satu kewajiban sosial yang termaktub adalah pengurangan kemiskinan. Disini Zakat menjamin kebutuhan dasar bagi mereka yang membutuhkan dan menjaga keseimbangan sosial serta keadilan distribusi pendapatan. Penggunaan Zakat dapat dilihat sebagai contoh aspek deontologis (hak dan kewajiban) etika transformasi pasar. ‘Deontological consequentialism’ pasar adalah masalah sosial yang menjadi perhatian Sen pada teorinya tentang kesejahteraan sosial.


Sadaqah adalah bentuk lain dari amal. Hal ini secara khusus dan secara sukarela dikeluarkan bagi fakir miskin. Meskipun begitu, tidak ada alasan mengapa sadaqah tidak dapat diorganisir sebagai mana zakat. Kesimpulan berikut ini diambil dari sebuah ayat Al Qur’an yang mengidentifikasi keduanya dengan modus pengeluaran yang serupa. Lihat Alquran, juz 2, ayat 177 dan 215. Ayat 177 merupakan ayat spesifik yang berhubungan dengan Zakat, sedangkan ayat 215 menyebut amal secara luas, namun organisasi dan pola pengeluarannya mempunyai pola sama. Akibatnya, implikasi seluruh organisasi Zakat bisa disamaratakan untuk semua bentuk amal, termasuk sadaqah.


Makna amal dalam Islam melampaui zakat dan shadaqah. Memberikan kekayaan publik bagi kemaslahatan umat (waqf), membangun sebuah lingkungan di daerah kantong (hima) bagi keseimbangan ekologi, dan barang secara umum dan pertukaran di masyarakat secara individu dan kolektif, adalah bentuk amal. Oleh karena itu amal menjadi sumber aliran dana yang diterima secara luas dalam perekonomian hibah dengan elemen baik moneter maupun aset sosial dan segala yang terkait dengannya. Berkenaan dengan masalah ini, derma mempengaruhi hubungan antar kelompok sosial ekonomi di masyarakat. Tujuannya adalah untuk memobilisasi amal untuk mencapai keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan distribusi, dan transformasi produktif bagi penerima dan pemilik asset (orang kaya).

Amal dalam Islam tidak dimaksudkan untuk menghasilkan free-ridership (orang yang menggantungkan hidupnya pada amal). Hal tersebut tidaklah dieperlakukan sebagai pengeluaran tanpa pengembalian yang mempunyai dampak positif bagi transformasi sosial ekonomi. Akibatnya, zakat dipahami sebagai media mobilisasi produktif sosial dari mereka yang mempunyai sumber daya lebih (kaya) kepada si miskin untuk mengaktifkan kedua kelompok tersebut untuk saling berinteraksi, mengintegrasikan dan sejahtera dalam sosial ekonomi. Orang kaya mendorong integrasi tersebut dengan berpartisipasi dalam pemenuhan kebutuhan sosial melalui pengeluaran sebagian sumber daya yang demilikinya. Orang yang membutuhkan berpartisipasi dengan memanfaatkan sumber daya yang diberikan kedalam bentuk kegiatan produktif dalam rangka transformasi pengurangan kemiskinan dalam negara. Hal Ini mengharuskan adanya prinsip komplementer seluruh hubungan sektoral, partisipasi ekonomi secara lebar, sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Hubungan saling menguntungkan antara orang kaya dan miskin dalam hal ini adalah untuk berbagi dalam usaha amal sebuah prospek untuk mencapai stabilitas sosial dan hibah ekonomi yang menghantarkan barang sosial sebagai balasan bagi semuanya.


Dalam suatu lingkungan yang mempunyai transformasi produktif dapat berakibat pada pentingnya sumber daya yang mengalir melalui instrumen ekonomi partisipatif seperti profit-sharing dan partsipasi modal (equity). Meningkatnya instrumen seperti itu dalam hubungan terbaliknya antara instrumen ekonomi partisipatif dan suku bunga, sebagai tahapan dari rezim tingkat suku bunga. Sistem perawatan umum yang menjadikan amal sebagai sumber daya tambahan akan meningkatkan kapasitas produksi masyarakat miskin bersamaan dengan pembentukan badan usaha bagi mereka. Pendekatan Seperti itu dapat mengatur integrasi masyarakat miskin dalam kegiatan ekonomi utama, perdagangan dan pembangunan, serta pengembangan dan pemberdayaan melalui partisipasi pengambilan keputusan, sebagai sumber daya manusia yang maju.


Ada banyak cara yang inovatif dimana sumberdaya amal termasuk zakat dan sadaqah dapat dimobilisasi melebihi usaha produktif diatas dan perbaikan transformasi. Salah satu contohnya adalah dengan menyiapkan suatu dana pembangunan yang akan mendorong kegiatan informal, termasuk tenaga kerja sumber daya manusia dalam hal ketika upah rendah menimbulkan efek menurunnya semangat dan rendahnya kalori yang didapat oleh masyarakat miskin (Choudhury & Hasan 1998). Dalam kasus tersebut, eksploitasi upah oleh pemberi kerja dapat dihindari sementara kegiatan produktif dapat terus ditingkatkan. Seperti dana pengembangan dapat dipersiapkan dengan memberikan perspektif internasional amal Islam sebagai aliran sumber daya dari yang kaya kepada kelompok miskin dalam dunia Islam. Mobilisasi total gabungan produktivitas masyarakat miskin sejalan dengan orang kaya melalui usaha partisipatif dimana dana zakat dapat dimobilisasi untuk meningkatkan formasi total kekayaan melalui mobilisasi sumberdaya produktif. Hal ini pada gilirannya akan meningkatkan total output nasional, sumber daya dan kekayaan.


Sesungguhnya zakat adalah klaim atas kekayaan, bukan hanya pada uang tunai ataupun pendapatan. Dalam ekonomi Islam, kekayaan dibentuk melalui mobilisasi modal dengan cara regenerasi keuntungan produktif di jalur yang tepat. Seperti konsepsi produksi kekayaan jika digabungkan dengan keadilan distribusi kekayaan, yang bergantung pada amal, lebih penting lagi adalah zakat, menandakan sebuah hubungan antara zakat dan etika produksi dan distribusi kekayaan. Zakat oleh karena itu tidak bisa, menyebabkan disinsentif transformasi sumber daya produktif menjadi kekayaan.


Cara zakat dalam membuat dan mendistribusikan kekayaan tidak seperti akumulasi modal dengan tabungan menggunakan instrumen suku bunga. Dalam masalah ini, keberadaan bunga mencederai kegiatan produktif dengan membatasi pasokan dana pinjaman dan mengakibatkan kenaikan biaya investasi. Rate of return (tingkat pengembalian) kemudian akan menjadi negatif dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Aktiva produktif dan aktiva moneter tetap bersaing dan terpengaruh secara negatif terhadap suku bunga sebagai harga modal uang.

Kasus 2

B. Profit – Shering Dalam Kinerja Kerjasama Ekonomi

Artikel ini dipublish pada 5 June 2010 at 08:21 oleh Choir

Pada sektor produksi, komplementaritas antara faktor produksi (modal dan tenaga kerja) dibawa oleh pilihan persamaan modal-tenaga kerja, perbesaran perubahan teknologi dan perluasan usaha partisipatif ekonomi secara keseluruhan. Sekarang kedua pengembangan dan pemberdayaan, yang merupakan konsekuensi dari keputusan partisipatif kerjasama berbagi risiko dan keuntungan, dapat terwujud. Dalam makroekonomi, sektor moneter dimana kapitalis keuangan berlaku, dan sektor produktif di mana tenaga kerja berlaku, terhubung dengan komplementaritas antara sektor-sektor dan pelaku ekonomi.


Dalam bagi-hasil Islam dibawah kerja sama ekonomi, karena eksklusifitas liebilty modal dalam perusahaan joint venture, pemilik modal menganggap semua biaya keuangan dalam kasus kerugian dan kehancuran bisnis. Di sisi lain, tenaga kerja dapat memilih untuk menunda mengambil dividen dan / atau menunda pembayaran upah pada perusahaan partisipasi tersebut. Namun terdapat pula, metode inovatif yang dapat dibentuk untuk mengelak dari masalah resiko dan biaya dalam perusahaan. Salah satu pilihannya adalah pengembangan dana yang dihasilkan dari upah dan keuntungan untuk digunakan pada saat keadaan darurat. Dana campuran seperti itu dapat pula diperlakukan sebagai upah dan asuransi korporasi. Luas dan jarak perusahaan terhubung serta kegiatan dapat diperluas dan diversifikasi. Hasilnya adalah resiko dan diversifikasi produk.


Konsep berbagi waktu sebagai suatu investasi sumber daya oleh pekerja untuk penundaan pengembalian dapat dianggap sebagai alat inovatif mengkapitalisasi pemegang saham antara modal dan tenaga kerja di sebuah perusahaan dan banyak di antara perusahaan untuk masalah tersebut. Semua ini kemungkinan penegasan prinsip komplementaritas antara faktor sumber daya, barang, dan usaha serta berbagai sektor melalui hubungan produksi yang bertentangan dengan sifat de-link suku bunga pembiayaan perusahaan (Vanek 1977).
Variabel kontrak dalam bagi-hasil antara modal dan tenaga kerja belum dapat meningkatkan hak tenaga kerja dan menghasilkan lebih banyak aliran sumber daya dalam perekonomian melalui tingkat partisipasi dan mobilisasi kekayaan. Dalam partisipasi murni ekonomi Islam semua jenis variabel kontrak keuangan juga akan dihubungkan dengan pilihan pada opsi dan jaringan melalui indeks keuangan dalam sumber-sumber emerging dan dana investasi.

Dalam rangka untuk mengganti transaksi bunga, ekonomi Islam memberikan insentif memobilisasi sumber daya kedalam usaha produktif yang diperbolehkan melalui partisipasi dan perluasan kerjasama antar agen dan proyek-proyek ekonomi, diversifikasi efektif produksi, investasi dan risiko yang dicapai. Dengan demikian harga resiko dalam makna tingkat suku bunga digantikan oleh expected rate of returns. Pengembalian sektor riil dibagi oleh para peserta dalam korperasi. kompetisi Marginal antara sektor moneter dan sektor riil, antara pemilik modal dan tenaga kerja, serta antara orang kaya dan miskin yang disebabkan oleh prevalensi suku bunga, semuanya digantikan oleh usaha partisipatif. Dengan cara ini, mobilisasi sumber daya melalui profit sharing terkait langsung dengan komplementaritas antara kegiatan ekonomi dan pelaku ekonomi.

CONTOH KASUS

2. UANG DAN STANDAR MONETER

Kasus 1

A. Jadi Konsultan Merupakan Orang Bukan Perusahaan

Apa yang Dikerjakan Konsultan? Tiap konsultan memiliki filosofi dan framework yang berbeda satu sama lain. Baik itu konsultan individu maupun konsultan yang tergabung dalam perusahaan jasa konsultan. Namun, secara umum, konsultan melakukan pekerjaan seperti pitching, riset, analisis, dan report writing. Siklus tersebut berjalan terus menerus dan berulang.

Pitching

Intinya adalah menjual dan menawarkan jasa. Kegiatan ini bisa berupa menyiapkan dokumen dan meriset klien yang prospektif, menulis proposal, atau melakukan presentasi (sales pitch) kepada calon klien. Lebih lengkap tentang pitching.

Research

Menjalankan riset sekunder terhadap klien dan industri terkait dengan menggunakan sumberdaya internal maupun sumber-sumber luar. Melakukan interview mengenai kebutuhan klien dan mendapatkan pemahaman mengenai proses bisnis perusahaan. Memfasilitasi group discussion tentang isu bisnis yang dihadapi perusahaan klien.

Jenis-jenis Konsultan Ketika Anda ingin bergabung dengan sebuah perusahan konsultan atau bermaksud menggunakan jasa konsultan, sedikit pengetahuan tentang konsultan yang bersangkutan adalah perlu. Konsultan kini semakin specialized pada bidang/isu tertentu.

Terkait dengan metodologi dalam menyelesaikan project, tiap konsultan juga memiliki pendekatan yang berbeda. McKinsey dan Booz Allen Hamilton, misalnya, mengumpulkan associate dan analis mereka secara keroyokan. Sebaliknya, BCG cenderung memberikan hingga 5 assignment untuk tiap staffnya. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada proses kerja dan penggajian/billing mereka.

Perusahaan jasa konsultan bisa dibedakan dalam beberapa kategori berikut ini. Sebuah perusahaan/konsultan bisa saja blend antara satu kategori dengan kategori yang lain. Dalam beberapa kasus, perusahaan klien bisa saja meng-hire satu konsultan untuk formulasi strategi, dan meng-hire konsultan lain untuk tahap implementasi.

Strategy Consulting

Kata kuncinya adalah membantu eksekutif senior untuk memahami dan menghadapi tantangan strategis perusahaan mereka. Biasanya, konsultan ini bekerja bersama manajemen senior dalam merumuskan strategi dan rencana jangka panjang. Beberapa hanya memberikan rekomendasi dan melakukan presentasi, akan tetapi, sebagian yang lain juga dituntut untuk stick around selama proses implementasi.

Beberapa konsultan besar yang fokus di bidang ini antara lain: Bain & Company, Boston Consulting Group (BCG), dan McKinsey & Company.

Operations Consulting

Kalau perusahaan Anda ingin menentukan bagaimana restoran Anda melakukan penghematan bumbu dan bahan baku tanpa merubah menu, atau perusahaan Anda ingin memperbarui proses pembelian dan rantai pasokan dari pabrikan, maka Anda membutuhkan konsultan operasi. Konsultan ini memiliki ciri khas generally assist in assuring implementation of their suggestions. Konsultan ini berfokus pada proses internal klien seperti distribusi, produksi, order fulfillment, atau customer service.

Contoh konsultan jenis ini antara lain: Accenture, Cap Gemini Ernst & Young, dan Deloitte consulting.

Human Resources (HR) Consulting

Adalah konsultan yang memfokuskan diri pada upaya-upaya untuk memaksimumkan value SDM perusahaan dengan menempatkan the right people with the right skills in the right roles. Hal ini disadari mengingat kini perusahaan banyak berinvestasi pada human capital dan berharap banyak dari investasi tersebut.

Keterlibatan konsultan ini bisa dimulai sejak proses rekrutmen, melakukan training dan development, memberkan jasa konseling, menyusun benefit’s package dan compensation sttructure, membangun kultur dan komunikasi dalam perusahaan, dan sebagainya. Beberapa contoh konsultan bidang ini seperti Hewitt Associates, Towers Perrin, Watson Wyatt Worldwide, dan Mercer HR Consulting.

Information Technology (IT) Consulting

American Management Systems, Accenture, Cambridge Technology Partners, Computer Sciences Corporation, dan Electronic Data Systems (EDS) adalah contoh leading IT consulting firms. Mereka menangani permasalahan bisnis yang kental dengan isu-isu teknis dari sistem/teknologi informasi. Mereka bertanggung jawab mulai dari proses analisis, desain, hingga impelementasi sistem, untuk memastikan solusi tersebut align dengan proses bisnis mereka.

Contoh task project yang ditangani oleh IT consulting firms misalnya menguji vulnerability sistem internet banking sebuah bank, instalasi dan troubleshooting modul-modul ERP, menangani konversi database pelanggan ke server berbasis Oracle, dan sebagainya.

E-Consulting

Adalah konsultan yang concern pada permasalahan yang terkait dengan e-business dan e-commerce dalam skala yang luas. E-business biasanya me-refer pada kegiatan bisnis yang dijalankan secara online, sementara e-commerce umumnya merupakan kegiatan yang melibatkan transfer unit moneter melalui media elektronik/internet.

Beberapa konsultan bidang ini antara lain Digitas, Razorfish, dan Sapient. Mereka memiliki spesialisasi mulai dari front-end design (programming, desain grafis) hingga valuasi, branding, marketing, jasa B2B, dan sebagainya.

Boutique Consulting Firms

Umumnya fokus menurut bidang yang ditangani, walaupun tidak selalu kecil menurut ukuran atau jumlah karyawan. Konsultan ini biasanya hanya berfokus pada industri tertentu, fungsi bisnis tertentu, atau menggunakan metodologi tertentu. Perkerjaan yang ditangani pun sangat spesifik, misalkan membantu Departemen BUMN untuk menyusun struktur privatisasi dan membuka tender, melakukan turnaround sebuah perusahaan telekomunikasi yang mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut, atau melakukan process reengineering pada perusahaan otomotif dalam membuat implementasi standar bagi suppliernya.

Beberapa ontoh konsultan ini seperti Charles River Associates (fokus pada bidang ekonomi dan jasa litigasi), L.E.K Consulting (menangani strategi bisnis, merger dan akuisisi), atau Marakon Associates (fokus pada shareholder value methodology).

Internal Consulting Firms

Daripada membayar konsultan outsider dengan billing rate mahal, beberapa perusahaan memilih untuk membuka unit konsultan internal. Mereka biasanya disebut “internal consulting” atau, dalam beberapa kasus, “corporate strategy” atau “strategic planning“. Misalnya sebuah perusahaan migas besar ingin meng-hire mitra kerja untuk menangani distribusi dan pemasaran unit hilir dalam jangka panjang, maka konsultan internallah yang menangani masalah semacam itu.

Berbeda dengan konsultan lain, konsultan internal dibayar berdasar gaji (tetap) dan umumnya tidak memerlukan perjalanan luar kota/luar negeri secara intens. Amex mempunyai divisi yang mereka sebut sebagai American Express Strategic Planning Group. Johnson & Johnson punya divisi Decision Sciences Group. JP Morgan Chase menyebutnya JP Morgan Chase Internal Consulting Services. Cargill menyebutnya sebagai Cargill Strategy and Business Development.

Kasus 2

STANDAR MONETER

A. Standar Kembar (Bimetallism)

Standar kembar terjadi apabila pemerintah menggunakan emas dan perak sebagai dasar nilai mata uangnya. Caranya, harga perak ditetapkan, misalnya sebesar $1,293 per gram dan emas sebesar $19,395 per gram. Dengan demikian perbandingan niali antara perak dengan emas adalah 15 : 1. Perbandingan ini disebut Mint Ratio. Artinya, harga emas 15 kali harga perak. Pemerintah bersedia untuk membuat uang (pada perbandingan tersebut) semua emas dan perak yang ditawarkannya. Demikian juga masyarakat bebas untuk melebur uang menjadi logam mulia dan sebaliknya. Namun, standar kembar ini sering menimbulkan masalah.

B. Standar Emas

Sebenarnya sangat sulit untuk memberikan gambaran tentang standar emas ini, karena bentuk dari sistem ini bermacam – macam (berbeda antara satu negara dengan negara lain). Nmaun secara umum dapat dilakukan bahwa suatu negara memakai sistem standar emas apabila nilai mata uangnya, dikaitkan / didasarkan atas nilai seberat emas tertentu. Masyarakat bebas untuk melebur mata uang emas atau membuat emas batangan menjadi mata uang kertas serta menukarkan mata uangnya (yang bukan emas)dengan emas atau sebaliknyadengan perbandingan yang telah di tentukan oleh bank sentral.

Karena negara – negara lain juga mengaitkan nilai mata uangnya dengan emas, maka dapatlah diketahui perbandingan nilai mata uang mereka (kursnya). Misalnya di Amerika perbandingan dolar dengan emas adalah US$4/1 gram, sedangkan di inggris perbandingannya 1/1 gram, maka nilai tukar antara dolar dengan pondsterling adalah US$4/1. Nilai tukar ini akan stabil jika bank sentral di kedua negaratersebut tidak mengubahperbandingan nilai mata uangnya degan emas. Stabilitas inilah yang merupakan salah satu keuntungan penggunaan sistem standar emas.

C. Fiat Standar

Masalah pokok yang timbul dari standar barang (emas dan atau perak) adalah kurang praktis apabila transaksi yang dilakukan dalam jumlah besar. Atas dasar alasan ini, kemudian beredar surat emas / perak sebagai pengganti emas / perak yanng disimpan. Surat emas / perak ini semula dijamin 100% dengan emas / perak yang tersimpan kemudian berangsur – angsur jaminan in i makin berkurang. Semula memang pengeluaran surat emas ini sebagai bukti atas pemilikan emas yang tersimpan dimana setiap saat si pemilik dapat mengambil emas tersebut. Oleh karena itu kertas (sertifikat) yang tidak dijamin dengan 100% emas itu pun apabila memenuhi fungsi – fungsi tersebut diatas dapat disebut uang.

D. Uang Giral (Deposit Money)

Deposito di Bank yang dapat setiap saat ditarik (dengan cek) dapat dikategorikan sebagai uang. Mengapa? Karena pertama, depositoini dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Caranya, pembayaran ini dilakukan dengan menulis ek., yakni transfer deposito dari si penulis / pembayar kepada si penerima pembayaran. Kedua Deposito ini dapat dipakai sebagai alat penumpuk kekayaan. Seseorang atau suatu badan usaha dapat mewujudkan kekayaannya dalam bentuk deposito. Ketiga, deposit dapat dipakai sebagai alat pembayaran tertunda (deffered payment). Seseorang atau badan usaha dapat membayar utangnya tiap bulan dengan menulis cek atas depositonya di Bank. Karena deposito dapat memenuhi fungsi – fungsi uang, maka dapat dikategorikan sebagai uang. Dan bahkan makin maju suatu perekonomian jenis uang giral ini proporsinya terhadap jumlah total uang beredar makin besar. Di Amerika Serikat pada tahun 1983 jumlah uang giral meliputi kurang lebih ¾ dari jumlah uang beredar., sisanya (yang ¼) berupauang kartal (uang kertas dan logam).

E. Uang Kuasi

Uang kuasi terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik. Apabila kriteria uang didasarkan pada fungsinya, maka sebenarnya tabungan ini tidak masuk dalam pengertian uang. Namun, ada yang berpendapat bahwa seseorang itu dapat mewujudkan kekayaannya dalam bervagai bentuk seperti : tanah, rumah, uang, perhiasan, dan bahkan berbentuk tabungan. Maka memasukan tabungan kedalam pengertian uang dapat dimengerti.Argumentasi lain untuk memasukan tabungan kedalam pengertian uang dengan melihat apakah ada kemungkinan saling mengganti (substitutability) antara tabungan dengan uang giral (demand deposit). Apabial ada maka tabungan dapat dimasukan kedalam pengertian uang.Karena kriteria ini pun belum jelas, yakni sampai seberapa besar angka substitutability ini dapat diterimanya tabungan sebagai uang, maka hingga kini masalah tersebut selalu diperdebatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar